Hati-hati dengan kandungan yang terdapat dalam kosmetik


Bahaya Paraben di dalam Produk Kosmetik

Produk-produk kosmetik seperti sampo, conditioner, pasta gigi, bedak, lotion, krim dan lulur perawatan kulit adalah bagian dari kebutuhan sehari-hari yang tidak terpisahkan dari gaya hidup modern. Mereka memiliki banyak manfaat untuk memperindah, meremajakan dan bahkan menyehatkan rambut dan kulit. Namun, sebagian produk tersebut mungkin mengandung bahan-bahan berbahaya. Paraben adalah salah satunya.
Apakah kosmetik itu
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Apakah Paraben itu?
Paraben adalah senyawa kimia alami dan dapat pula dibuat secara sintetis yang mengandung asam para-hidroksibenzoat. Paraben sintetik telah digunakan sebagai pengawet dalam obat-obatan sejak tahun 1924. Saat ini, paraben juga banyak digunakan sebagai pengawet kosmetik serta makanan dalam batas tertentu.
Terdapat beberapa jenis paraben yang digunakan dalam berbagai produk. Berikut ini adalah beberapa diantaranya.
1.Metil dan Etil Paraben
Metil paraben digunakan untuk mengontrol pertumbuhan jamur pada obat-obatan, kosmetik, dan beberapa produk makanan. Penelitian menunjukkan substansi ini tidak beracun. Pada tahun 1974 sebuah komite bersama dari FAO dan WHO merekomendasikan asupan harian yang dapat diterima sebesar 10 mg untuk setiap kilogram berat badan. Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2008 oleh Meijo University di Jepang menunjukkan bahwa ketika terkena sinar ultraviolet, kulit yang diobati dengan produk yang mengandung metil paraben akan menjadi rusak.
Etil paraben mirip dengan metil paraben. Namun beberapa studi terbaru menyimpulkan etil paraben berpotensi mempertinggi risiko berbagai penyakit termasuk kanker, masalah reproduksi, alergi, dan masalah kesehatan lainnya.
2.Propil Paraben
Propil paraben diproduksi secara alami pada beberapa serangga dan tanaman. Namun propil paraben sistetislah yang digunakan sebagai pengawet dalam obat-obatan. Propil paraben terutama digunakan dalam produk-produk berbasis air karena sifatnya yang mudah larut. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2002 oleh Tokyo Metropolitan Research Laboratory of Public Health, propil paraben terindikasi bisa mempengaruhi sistem reproduksi laki-laki.
3.Butil Paraben
Butil paraben digunakan untuk memerangi jamur dan bakteri dalam berbagai produk farmasi, kosmetik, makanan, dan produk lainnya. Butil paraben terbukti tidak beracun bila digunakan pada konsentrasi 0,05 persen. Larutan yang lebih pekat dapat mengiritasi kulit.
Bahaya paraben
Paraben memiliki sifat yang mirip dengan hormon estrogen. Terlalu banyak estrogen dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan mempercepat perkembangannya. Hasil penelitian terbaru oleh tim dari Universitas Reading yang dipublikasikan dalam Journal of Applied Toxicology (Januari 2012) menyebutkan bahwa dari 160 sampel jaringan tumor payudara yang diangkat dalam operasi mastektomi pada 40 wanita, 99% mengandung paraben (158 sampel) dan 60% (96 sampel) di antaranya mengandung kelima jenis paraben. Apakah paraben menjadi sebab wanita-wanita itu menderita kanker payudara? Tidak ada yang tahu. Penelitian lebih lanjut tentang hal itu masih diperlukan.
Menurut peraturan BPOM, paraben adalah bahan pengawet jenis ester (p-hydroxybenzoic acid) yang diperkenankan dengan kadar maksimum 0,4 persen untuk ester tunggal serta 0,8 persen untuk ester campuran (Peraturan Kepala BPOM No: HK.00.05.42.1018). Karena terdapat pada banyak produk, tanpa disadari Anda mungkin memasukannya ke dalam tubuh melebihi batas yang disarankan. Anda mungkin memakai produk-produk berbeda yang mengandung paraben beberapa kali sehari. Penggunaan dalam jangka panjang pada akhirnya dapat merugikan kesehatan Anda.
Sejak tahun 2004, para peneliti menyarankan untuk menghindari paraben. Namun sebagian besar perusahaan kosmetik tetap penggunaannya dengan alasan bahwa pemakaiannya hanya dalam jumlah kecil. Namun mereka tidak menyebutkan bahwa paraben dari semua produk kosmetik dapat berakumulasi hari demi hari. Belum ada penelitian tentang hal itu sehingga akibat dari akumulasi itu tidak ada yang tahu.

Comments

Popular Posts