Aku Bagai Cermin Yang Hancur


Assalamu’alaikum wr.wb
Kali ini sifa akan sajikan sebuah cerpen yang semoga dapat menjadi pelajaran untuk kita semua.
Cerrpen ini termotivassi dari kehidupannyata di jaman sekarang, maraknya pergaulan bebas. 
Di cerpen ini sifa bercerita menggunakan pemeran “aku” agar pembaca mengerti seolah-olah dirinya. Dan menjadikannya cambuk untuk kehidupannya. 
Cerpen ini real karangan dari sifa, yang mengambil garis besar dari tema mirisnya pergaulan bebas. 
Sifa,  mengucapkan mohon maaf bila didalam cerpen ada kata-kata yang tidak baik dan benar. 


Aku bagai cermin yang hancur 






Aku hanya seorang gadis yang begitu polos.
Ketika seseorang yang kusayang mengenalkanku pada suatu hal yang membuat ku jatuh. Ya jatuh sedalam-dalamnya pada jurang yang sangat dalam dan gelap. Kini ku terluka, terluka parah namun tak mengeluarkan darah sedikitpun.

Semua itu berawal ketika aku menganggapnya beda, ku berpikir dia berbeda dari yang lain. Mata dan telingaku tertutup ku tak mampu melihat bahkan mendengar tentangnya. Aku hanya menilai sesuai yang kurasakan bahwa DIA BAIK, DAN DIA BERBEDA.
 Hari demi hari kulalui dengan begitu bahagia bersamanya, tak pernah ku rasakan sepi ataupun kesedihan, ia yang selalu membuatku tersenyum sepanjang hari ku.

Hingga pada suatu waktu ia berpamitan untuk pergi merantau keluar negri karena urusan pekerjaan.
Semenjak kepergiannya hari ku tak lagi sama, dahulu ku selalu berdua kemanapun ku pergi. Kini ku benar-benar harus mandiri. Ya melakukan berbagai hal dengan sendiri.
Dia ada di negri orang, ku percaya ia akan setia padaku.
~~~~
Sore itu sahabatku datang dari luar kota, seperti layaknya wanita ketika dipertemukan dengan sahabatnya pasti akan bercerita banyak hal. Dan ketika itu sahabatku bercerita bahwa ia telah melakukan sesuatu di luar batas, yang seharusnya dilarang melakukannya sebelum menikah.
Marahku padanya diluar kendali ku, layaknya orang benar ku menasihatinya dengan berbagai hal yang kuketahui. Tangisan yang tertahan sedari tadi pun akhirnya pecah. Menangislah sejadi-jadinya, kupeluk erat tubuhnya.
Semenjak itu aku tak lagi bertemu dengan sahabatku, dan ketika itu pula aku berjanji pada diriku untuk menjaga kehormatanku, dan kuberikan pada suami ku kelak.

Namun ternyata godaan disekililingku begitu berat, sepulangnya kekasihku dari luar negri, semuanya tampak berbeda. Ia yang dulu kukenal BAIK, kini tak dapat lagi ku lihat kebaikan nya, dulu yang selalu mengajarkan kebaikan bahkan yang mengajarkan ku untuk selalu menutup aurat. Kini semuanya benar-benar tak dapat ku temukan lagi.
Dan janji ku untuk menjaga kehormatanku musnahlah sudah. Dia yang  dulu kusayangi menjadi orang yang paling ku benci.
Tangisku tiap mengingatnya tak pernah henti. Sungguh ku sesali pertemuan itu, dan sunggu ku menyesal telah menyayangi dan percaya akan kata-katanya.

Teringatku pada seorang kakek-kakek tua yang dulu ku temui di pinggir jalan, ia yang melihat kekasihku kala itu begitu baik padaku, tiba-tiba dia mengatakan hal yang bikin ku kesal kala itu
“ seorang lelaki tidak akan baik pada wanita, jika tidak ada hal yang di incarnya, ia baik pada wanita karena ada maunya “.
Ketika itu ku tunjukan wajah kesal ku pada kakek itu, dalam hatiku berkata “ DIA BAIK ! DIA BERBEDA “
 Kini ku menangis sejadi-jadinya, ku kecewa, ku sesali tak begitu berhati-hati.
Sungguh kala itu entah maksud dari kakek itu untuk berkata seperti itu. Kata “ ada maunya” memiliki banyak definisi.
Yang pertama entah seorang pria baik pada wanita emang karena ia ingin menjadikan wanita itu sebagai teman hidupnya, karena secara logika bila seorang pria datang kepada wanita dengan sikap yang “ tidak baik” seorang wanita itu sudah di yakinkan akan menolaknya.
Yang kedua entah seorang pria baik pada wanita memiliki maksud tertentu.
Atau emang pada dasar nya semua pria emang baik jika pada wanita, atau entah tidak semua pria memiliki maksud  jelek pada wanita, meskipun mereka baik. “ MUNGKIN TIDAK SAMA “
Entahlah mungkin yang mengetahauinya hanya si pria tersebut.
Yang jelas kini ku menyesal, ku sakit dan ku merasakan bagai hancur. Ya hancur !
Ku tau bahwa Allah akan marah,  ku bersikap baik di depan banyak orang, namun bersikap buruk di belakang orang.
Aku bagai cermin yang hancur.
Ya seperti layaknya cermin. Bersikap kebalikan.
Terlihat indah di sisi satu, namun disisi lain nya ( di kebalikannya ku adalah pendosa ).

Hal yang paling menyakitkan bagiku adalah sahabatku yang waktu bercerita mengenai dirinya yang terkena pergaulan bebas itu, kini telah menjadi seorang ibu dari 2 orang anak yang lucu-lucu. Dan seorang istri yang sholeha. Ya kini ia benar-benar telah berubah karena termotivasi oleh omelan ku kala itu.
Sedang diriku ?

Ah sudahlah…


Comments

Popular Posts