Sakinah Yang ku Bawa mimpi

Cerpen : Sakinah yang ku bawa mimpi
Penulis : Sifa Ramdini



Suasana kamar masih terasa begitu dingin, alunan angin yang selalu menyapa lembut tubuh mungil ini terasa mendalam,  sehingga jari jemari tangan dan kaki serasa membeku.
Entah mengapa sudah beberapa hari terakhir suhu udara di sini serasa sangat rendah.
Selimut yang menjulur lembut melingkari tubuh ini enggan untuk dilepas.
Rasa malas-malasan menjadi tujuan utama hari ini.
Eh tunggu dulu, sedari tadi getaran hp yang terletak di samping bantal ini selalu terasa, sepertinya sudah banyak pesan whatsapp yang masuk.
Benar saja dilihat nya sederet pesan dari grup dan teman-teman nya.
Salah satu pesan yang membuat nya terfokuskan untuk tetap menatap layar hp yang berukuran 5 inch itu.
"  Hari esok kita di undang untuk menghadiri acara khitbah nya Almira".
Pesan yang di kirim kan ke grup oleh salah seorang teman satu sekolah nya dulu, membuat hati dan pikiran nya bertanya-tanya.
" Almira ? Mau di khitbah oleh siapa ? Setauku dia sama sekali tidak pernah pacaran"
Sembari memalingkan pandangan nya melihat jendela.
Terkadang semudah itu orang mendapatkan cinta, tak perlu waktu lama untuk saling mengenal, tak perlu berlama-lama memadu kasih yang tak halal.
Tau-tau sebar undangan. Maa syaa Allah ini yang di dambakan semuanya bukan ?
Pada intinya hubungan yang halal  akan jauh lebih baik.
( semoga bagi yang sudah ada pasangannya, agar disegerakan untuk mampu menghalalkannya ) muehehe..
Ketika menerima undangan pernikahan dari seorang teman, ini akan menjadi momentum yang akan  menggoyangkan bahkan meledakan isi hati.
Jelas saja, ketika logika bicara AKU MASIH MUDA UNTUK MENIKAH , tapi dalam lubuk  hati terdalam nya sebagian orang akan mengatakan AKU AKAN SEGERA MENYUSUL
Wuehehe...
Huuuuhhhh, tarikan nafas nya kali ini membangkitkan semangat di pagi  hari, yang sempat meredup karena dingin nya suhu udara, yang sepertinya asyik untuk bermalas-malasan, tapi kini kembali membangkit.
Seperti biasa, ketika dirumah aktifitasnya begitu padat. Semua pekerjaan rumah di kerjakan oleh sendiri. Kedua orang tua yang sibuk membuat nya kian menjadi lebih mandiri. Iya, menjadi anak tunggal juga harus bisa mandiri. Tidak seperti yang lain dikala anak tunggal  penuh dengan manjaan orang tua.
Ambil hikmah nya, setidak nya jadi pintar memasak dan beres-beres rumah. Iya, itung-itung latihan menjadi istri idaman. Ihihi..
Segalanya dikerjakan dengan sendiri, hingga tak terasa langit pun mulai berubah, waktu malam telah tiba.
Angin malam yang saling bertabrakan menyentuh pori-pori lembut ini, suara binatang malam mulai terdengar.
Duduk di balkon rumah, memang paling pas untuk melihat langit malam yang indah.
Cantik nya bintang-bintang  yang berkelap-kelip, menyentuh hati ini sehingga terbawa suasana malam yang indah.
 Hay kau pemilik tulang rusuk ini, ku rindu.
Mungkin saja ku tak pernah melihat sosokmu, atau mungkin saja kau yang selalu ku lihat setiap hari.
Siapapun engkau
ku ingin engkau menjadi imam dalam hidup ku. Bimbinglah aku ketika ku tak mengerti , tuntunlah aku ketika ku hilang arah, tegur aku ketika ku salah.
Kapan kau akan menjemput ku ?
Ujarnya sembari menatap bintang-bintang di langit, dan seraya tersenyum.
"Hmmmm..." sembari tersenyum dan merangkulnya
Ternyata bunda sudah sedari tadi ada di belakang dan mendengarkan semuanya.
Tersipu malu di buatnya, pipi memerah tak tertahankan.
"Eh..bunda hehe"
"Kenapa ? Apa yang sedang dipikirkan ?" Tanya nya lembut hingga menggetarkan hati. Campur aduk rasanya malu, tapi ku penasaran.
"Hmmm.. bund apakah aku akan dapatkan jodoh yang terbaik ? Mengapa rasanya indah sekali melihat orang lain mendapatkan jodoh yang tak disangka-sangka, bahkan yang sesuai mimpinya sejak lama".
"Kamu tahu ? Jodoh itu adalah cerminan diri. Bagaimana kamu, begitu lah kamu akan mendapatkannya.
Jikalau kamu ingin mendapatkan yang baik, maka jadilah baik" sembari tersenyum dan merangkul.
Terdiam, mencerna apa yg bunda jelaskan.
Tiba-tiba bunda melanjutkannya.
"Gini deh mana ada orang baik mau dengan orang yang tidak baik. Benar bukan ?
Kamu rajin, maka jodoh mu pun insya allah akan rajin.
Tapi perlu kamu ketahui, dalam 2 insan manusia yang bersatu dalam pernikahan. Tidak semata-mata akan percis seperti dirimu. Akan ada kurang dan lebih nya satu sama lain, di situlah kalian harus bisa melengkapi.
Dan dari situlah akan terwujudnya keluarga yang sakinah".
"Sekarang, kamu hanya perlu membenahi dirimu , agar menjadi baik".
"Oyah, ketika kamu bercermin pada cermin yang datar, lalu kamu mendekati cermin itu, bayangan mu pada cermin itu akan mendekat juga bukan ?.
Sama hal nya dengan jodoh, jika kamu bergerak mencari jodoh, maka jodoh mu pun akan bergerak mendekati mu".
"Mau dengar cerita bunda pertama bertemu dengan ayah ? " tanya bunda seraya tersenyum menggoda.
Bergetar hati ini, entah mengapa jadi panjang kalau udah berbicara dengan bunda.
"Iya dong cerita bunda, baru versi ayah yang cerita. Sekarang saat nya versi bunda" jawab ku sembari menggoda bunda, dan mendekatkan kursi yang ku duduki untuk semakin dekat dengan bunda.
Bunda tersenyum.
"Dulu.. ayahmu begitu banyak di dekati wanita. Cantik-cantik...."  belum selesai bunda melanjutkan cerita nya tiba-tiba terdengar suara ayah "cemburu.." tangan kanan nya menepuk bibir itu dan mata nya seraya menggoda bunda. Tangan kiri nya merangkul lembut bunda.
"Cemburu nih bunda" ..
" ih ayah, datang engga bilang-bilang" jawab bunda sembari agak kesal manja.
" engga cemburu, bunda lagi ceritain kita dulu".
Ayah pun belum puas menggoda bunda.
Hingga akhirnya mereka saling cubit-cubitan manja. Dan tertawa.
Aku pun tertawa bahagia, melihat asyik nya bunda dan ayah yang begitu romantis.
Harapan ku kelak rumah tangga ku pun bahagia. Wuehhehe...
"Udah ayah, bunda mau lanjutin ceritanya ". Ujar bunda agar mengakhiri canda nya itu.
"Ayah aja yang cerita". Jawab ayah.
"Jadi dulu ayah ini banyak di dekati wanita-wanita, dan mereka yang selalu mendekati ayah. Ketika waktu sekolah dulu ayah pernah berpacaran dengan 1 wanita yang selalu menggoda ayah, tapi wanita itu yang menyatakan cinta nya pada ayah. Nama nya juga cinta monyet. Cuma main-main aja.
Begitupula dengan bunda mu dia juga banyak di dekati pria-pria. Berpacaran dengan pria lain ketika sekolah dulu.
Hingga pada akhirnya ayah dan bunda bertemu, di saat sama-sama single dan terluka dengan tingkah laku masing-masing.
Ketika itu kita sedang sama-sama memperbaiki diri dari kesalahan di masa lalu, dan di ujung keputus asaan.
Ketika itu bunda begitu menarik, entah mengapa ketika berada di dekat bunda kala itu begitu nyaman.
Tiap kali orang melihat kita bersama selalu mengatakan bahwa kita berwajah mirip.
Hingga akhirnya kita menjadi kian dekat dan memutuskan untuk menikah dan kini memiliki kamu deh.
Inti nya jodoh itu, cerminan diri.
Ketika kita mencari nya jodoh akan mendekat. " ujar ayah yang menyelesaikan cerita nya.
Bunda melanjutkan pembahasannya.
"Bayangan di cermin itu terbalik, kayak kanan kita akan menjadi kiri di bayangan cermin itu.
Inti sarinya, dengan mempelajari sifat cermin, kita harus legowo bedanya sifat dengan pasangan.
Jodoh itu unik, Selayak cerminan diri.
Terkadang begitu terbalik dengan diri. Ketika perbedaan sifat tak menjadi kendala yang berarti. Karena di setiap perbedaan yang terjadi, disitulah banyak keberagaman yang menguatkan ikatan suci dimasing masing pribadi ".
Nah panjang lebar nih bunda bahas  jodoh.
"Kamu akan segera memperkenal kan calon mu ? " tanya bunda serius.
Weheheh... hati ini tertawa.
Aku pun hanya membalas pertanyaan bunda dengan senyuman ku.
Begitu pula dengan bunda yang hanya tersenyum kembali tanpa mempermasalahkan pertanyaan nya.
Malam kian larut tak terasa kini telah jam 10 lewat.
Aku memutuskan untuk pergi ke kamar.




Diatas kursi ku duduk memikirkan yang bunda dan ayah bicarakan.
 Jodoh itu sesuatu yang harus di persiapkan dari sekarang. Berubah menjadi baik itu harus, Tapi berubah menjadi baik itu bukan untuk pasangan, tapi harus lillah karena Allah, insyaAllah mendapatkan jodoh yang baik pula itu adalah bonus dari Allah. 

Ku berbaring di atas kasur, menatap kelap-kelip nya lampu tumbler, menarik nya selimut untuk menghangati malam yang dingin.
Ku akan memantaskan diri, membenahi diri menjadi baik, semoga engkau wahai jodoh ku segera menjemputku dan siap sakinah bersamaku.
Mueheehehe.
Ku pejamkan mata.
Dan
Selamat malam. Hihi

Comments

  1. Yuuu semangat membenahi diri lagi agar segera di jemput. 💕

    ReplyDelete
  2. Saya suka bacanya, wah bener2 bakat cerpenis nih ya.. tapi bener jodoh memang cerminan diri.. jidoh pula yg membuat kitakmelihay kekurangan kita. Coba berkaca di cermin itu jodoh kita tapi jika diperhatikan melalui cermin kita bisa mengoreksibatau melihay ada beberapa yg salah dengan kita. Jika melihat wajah jerawatan di cermin maka kita akan mengobatinya, jika melihat kerudung mencong di cermin makan kita akan berusaha membenahi ya. Sama seperti jodoh. Membaca setiap kata tentang berbicara PD bintang mengingatkan ku pada pemilik tulang rusuk ini juga hehe..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts